Senin, 20 Mei 2013

makalah kenaikan harga beras menjelang lebaran


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Fenomena pelonjakan harga  sembilan bahan pokok (sembako) pada saat bulan Ramadhan atau menjelang lebaran merupakan sebuah masalah klasik seolah telah menjadi budaya dari tahun ke tahun. Di antara sembako-sembako yang ada, kenaikan harga  paling signifikan terjadi pada makanan pokok masyarakat Indonesia, yaitu  beras.
Permasalahan ini yang kami coba analisis, karena kenaikan harga beras dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Seperti ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya. Dan juga karena beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, kenaikan harga yang  sedikit saja, akan  menimbulkan banyak  permasalahan di masyarakat. Hal ini sangat meresahkan para konsumen yang menggunakan beras sebagai bahan pokok kehidupan mereka karena beras adalah hal baku yang harus ada sebagai makanan pokok.
Pemerintah terus berupaya melakukan langkah untuk menekan harga-harga kebutuhan pokok saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun tetap saja program-program ataupun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah belum menunjukkan hasil yang maksimal. Tradisi kenaikan harga sembako saat menjelang Hari Raya Idul Fitri selalu saja terjadi.
Selain itu, masyarakat sebenarnya juga harus bisa mengantisipasi dengan membeli barang kebutuhan pokok khususnya sembako jauh-jauh hari sebelum lebaran tiba, sehingga harga tidak terlalu terlalu melambung bagi mereka.
Karena kenaikan harga ini memang sangat menarik untuk dibahas, maka kami akan mencoba membahasnya. Kami akan menganalisis mengapa hal ini dapat terjadi, dampak yang ditimbulkan, dan solusi penyelesaian masalah pada makalah ini.



1.2  Rumusan masalah
1.2.1        Apa yang menjadi penyebab kenaikan harga beras menjelang lebaran?
1.2.2        Apa dampak kenaikan harga beras menjelang lebaran?
1.2.3        Bagaimana solusi mengatasi kenaikan harga beras menjelang lebaran?

1.3  Tujuan Masalah
1.3.1    Penyebab kenaikan harga beras menjelang lebaran.
1.3.2    Dampak kenaikan harga beras menjelang lebaran.
1.3.3    Solusi mengatasi kenaikan harga beras menjelang lebaran.

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Menurut pengertian umum, pasar adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran barang/jasa. Pada dasarnya, pasar dapat digolongkan menurut unsur-unsur yang terdapat dalam pasar, barang yang diperjualbelikan, waktu terjadinya, luas wilayah, dan strukturnya. Pada pembelanjaan kali ini akan dibahas pasar menurut strukturnya. Dipandang dari dari organisasi pasar atau strukturnya, bentuk pasar dibedakan menjadi dua macam.

2.1 Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang terdapat mobilitas sempurna dari sumber daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual, sehingga kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak bebas. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain bursa efek atau pasar modal atau pasar uang.

a.Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna

Adapun ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut.
  1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
  2. Barang yang diperdagangkan bersifat homogen.
  3. Terdapat kebebasan keluar masuk pasar (free entry dan free exit), baik bagi pembeli maupun penjual.
  4. Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain.
  5. Kurva permintaan yang dihadapi seorang produsen adalah garis lurus horizontal, artinya harga cenderung stabil walaupun jumlah barang yang terjual mengalami perubahan.
  6. Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar secara sempurna.
  7. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur yangan pemerintah.
  8. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak langsung.
Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat mengubah harga pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil harga (price taker). Dan dalam jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang berada pada pasar persaingan sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang dapat mendatangkan keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan harga outputnya.

Bursa efek termasuk dalam pasar persaingan sempurna.
Bursa efek termasuk dalam pasar persaingan
sempurna.
Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya dan tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam industri jika ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya ratarata atau AC). Akibatnya penawaran output di pasar akan bertambah dan mendorong harga turun sampai pada posisi di mana harga jual sama dengan biaya produksi. Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan merangsang adanya perluasan kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan tersebut dinamakan ekuilibrium jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya rata-rata atau AC minimum).

b. Pembentukan Harga
Pada pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga bentuk kurva permintaan dan penawaran pada pasar sempurna berupa garis lurus mendatar sejajar dengan sumbu jumlah barang (OQ). Berapa pun jumlah barang yang dibeli atau yang ditawarkan tidak akan menaikkan atau menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut juga merupakan kurva pendapatan rata-rata atau AR (Average Revenue) dan pendapatan marginal atau MR (Marginal Revenue).

Kurva permintaan dan penawaran pada pasar persaingan sempurna.
Kurva permintaan dan penawaran pada pasar persaingan sempurna.

c. Grafik Keseimbangan Perusahaan
Pada pasar persaingan sempurna, grafik keseimbangan dapat digambarkan dalam dua macam. Pertama, grafik keseimbangan pada perusahaan yang menghasilkan keuntungan maksimum dan grafik yang menggambarkan adanya kerugian minimum.

Untuk menggambarkan grafik keseimbangan perusahaan yang menghasilkan laba maksimum/keuntungan maksimum harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini.

1)    Kurva AR = MR dan sejajar dengan sumbu OQ.
2) Kurva AC (Average Cost) selalu berada di bawah kurva AR dan MR.
3) Kurva MC (Marginal Cost) selalu memotong kurva AC minimum yang menunjukkan bahwa produksi pada saat itu terjadi efisiensi produksi.

Grafik keseimbangan dengan keuntungan maksimal.
Grafik keseimbangan dengan keuntungan maksimal.

Dari grafik pada Gambar diatas dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut.
- Harga terbentuk pada saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu setinggi OP1
- Besarnya penerimaan total (TR) = O P1 AQ1
- Besarnya biaya total (TC) = P2 BQ1
- Keuntungan maksimum sebesar = P1P2AB
- Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum (pada titik yang terendah).

Adapun grafik keseimbangan perusahaan pada pasar persaingan sempurna yang menggambarkan kerugian minimum harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1.      Kurva AR = MR sejajar dengan sumbu OQ.
2.      Kurva AC berada di atas kurva AR dan MR, atau kurva AR dan MR berada di bawah titik terendah kurva AC
3.      3) Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum. Sebelum memotong AC, kurva AC memotong kurva MR dan saat itulah menunjukkan produksi menderita kerugian minimum.

Grafik keseimbangan dengan kerugian minimum.
Grafik keseimbangan dengan kerugian minimum.
Dari grafik pada Gambar  dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut.
- Harga terbentuk saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu setinggi OP1
- Besarnya penerimaan total (TR) = OP1AB
- Besarnya biaya total = OP2CB
- Kerugian minimum sebesar = P1P2CA

d. Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
Kebaikannya antara lain sebagai berikut.
1.      Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau kekecewaan.
2.      Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.
3.      Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen
4.      Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.
5.      Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.
6.      Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-rendahnya.
 
Adapun kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1.      Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan sempurna, sedang sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan.
2.      Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi kesejahteraan optimum konsumen.
3.      Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen.

2.1 Kenaikan harga pada pasar persaingan sempurna ( kenaikan beras menjelang lebaran)

Secara teoritis perubahan harga (naik atau turun) terjadi karena interaksi permintaan dan penawaran. Apabila permintaan naik sementara penawaran tetap, maka harga akan cenderung naik. Sementara jika pasokan berkurang dan permintaan tetap atau naik, maka harga cenderung naik. Sebaliknya, jika penawaran bertambah melebihi permintaan, maka harga akan cenderung turun. Oleh sebab itu, untuk menjaga kestabilan harga pemerintah harus menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan atau tetap berada pada tingkat ekuilibrium.

Kenaikan harga-harga secara umum disebut inflasi. Sebaliknya disebut deflasi apabila harga-harga umum cenderung turun. Di Indonesia perubahan harga-harga secara umum dihitung berdasarkan harga 283-399 jenis barang dan jasa di 44 kota. Barang dan jasa dimaksud dikelompokkan menjadi tujuh jenis, yakni bahan makanan, makanan jadi, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Jika hanya beberapa jenis barang yang naik harganya, maka tidak membuat inflasi meningkat signifikan. Tapi masyarakat bawah sudah mengalami kesulitan. Adapun jenis barang dan jasa yang biasanya naik setiap menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya ialah seperti beras, gula, minyak goreng, tepung, ikan/daging, dan cabai. Beberapa jenis produk sandang biasanya juga naik. Sementara jasa yang harganya naik menjelang lebaran ialah ongkos angkutan seperti bus dan kereta api. Pemerintah menyebutnya tuslah, atau kenaikan ongkos yang disetujui oleh pemerintah. Harga barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi dua. Pertama ialah kategori kebutuhan pokok yang harganya dikendalikan oleh pemerintah dengabn menetapkan harga selama periode tertentu. Barang dan jasa yang harganya dikendalilkan oleh pemerintah ialah kategori kebutuhan pokok masyarakat banyak. Seperti harga beras, gula, minyak goreng, tarif angkutan dan jalan tol. Dalam literatur ekonomi biasanya disebut sebagai administered prices atau inflexible price. 

Jenis kedua ialah barang dan jasa yang harganya tidak dikendalikan oleh pemerintah atau disebut flexiblity prices. Untuk kategori barang dan jasa dimaksud, perubahan harga biasanya terjadi sebagai akibat langsung berkurang atau bertambahnya pasokan dan permintaan. Barang dan jasa kebutuhan ini biasanya disebut juga kebutuhan sekunder. Karena kenaikan harga tidak menimbulkan ekses yang luas bagi kehidupan masyarakat, maka pemerintah tidak perlu repot mengendalikannya. Berbeda dengan jenis barang dan jasa yang masuk dalam kelompok administered goods. Kelompok barang dan jasa yang termasuk dalam kategori kebutuhan primer tak bisa diserahkan sepenuhnya pada pasar karena dapat memicu gejolak harga-harga umum. Oleh sebab itu, pemerintah harus melakukan fungsinya, yakni menciptakan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi. Ironisnya pemerintah tidak selalu mampu menjalankan fungsinya, seperti halnya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Hari Raya.












BAB III
PEMBAHASAN

Kenaikan harga menjelang Lebaran adalah fenomena berulang yang seolah tak terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau kehilangan kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal ini meresahkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.

Analisis:
Dari kasus diatas kelompok kami menganalisis adanya penyebab terjadinya kenaikan harga bahan pokok menjelang lebaran di sebabkan karena:
1.    Hukum Permintaan dan Penawaran
Salah satu hal yang menyebabkan harga barang terus merangkak naik adalah prinsip ”supply dan demand”. Seperti salah satu hukum ekonomi yang mengatakan bahwa apabila permintaan meningkat dan barang tidak ada maka akan cenderung terjadi kenaikan harga barang.
Hal ini bisa dilihat dari waktu terjadinya kenaikan harga. Kenaikan harga suatu barang sebagain besar terjadi karena faktor gagal panen. Mungkin masih segar di ingatan kita saat harga cabe melonjak drastis. Harga cabe ini naik karena terjadi gagal panen pada petani cabe akibat cuaca buruk.
Saat ini harga beras terus melonjak naik hal ini disebabkan banyak petani beras yang gagal panen. Gagal panen ini menyebabkan jumlah beras di pasar menurun sedangkan permintaan tetap atau mungkin bertambah karena menjelang puasa. Saat menjelang puasa, harga barang terus melonjak naik karena jumlah permintaan terus meningkat sedangkan jumlah barang tetap atau cenderung berkurang.

Perlu analisis dari sisi supply, mengapa supply berkurang. Saat menjelang puasa seperti ini banyak orang di daerah jawa yang melakukan ritual “kirim doa” kepada para kerabatnya yang telah meninggal. Ritual ini berupa syukuran dengan mengundang para tetangga dan kerabat ke rumah untuk berdoa bersama-sama mendoakan sanak saudara yang telah meningga dunia.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga tapi oleh semua keluarga yang memilki keluarga yang sudah meninggal dunia. Hal ini menyebabkan permintaan akan kebutuhan beras meningkat. Naiknya permintaan beras tidak diikuti bertambahnya jumlah beras di pasar hal inilah yang menyebabkan harga beras terus merangkak naik.Tentu menjadi hal yang sulit apabila kita ingin mengendalikan harga barang karena selama ini barang-barang yang melonjak naik adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga yang jumlah penawaran di pasar berkurang karena jumlah barangnya memang berkurang karena sebab-sebab tertentu seperti yang sudah saya sebutkan di atas tadi.

Apabila kita ingin mengendalikan harga salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah penawaran di pasar yang artinya kita menambah jumlah stok barang tersebut di pasar atau dengan menekan permintaan akan barang tersebut.  Seperti bunyi hukum permintaan dan penawaran “apabila penawaran akan suatu barang semakin bertambah namun permintaan akan barang tersebut berkurang maka harga barang akan turun” sedangkan apabila “ permintaan meningkat namun penawaran berkurang maka harga barang akan naik”. Jadi cara yang dapat dilakukaan agar harga tidak terus naik adalah berusaha agar jumlah penawaran melebihi jumlah permintaan di pasar.

2.    Lemahnya Antisipasi Kenaikan Harga Saat Ramadhan
Kenaikan harga pokok saat lebaran ini polanya sudah berulang-ulang tiap tahun, apakah pemerintah tidak bisa mengantisipasi hal tersebut, strategi pemerintah tiap tahun selalu sama, yakni operasi pasar. Tahun ini, pemerintah menyediakan stok beras 500.000 ton untuk operasi pasar.
Jika stok Bulog tidak mencukupi, pemerintah pun memutuskan untuk impor, padahal kita ini adalah terkenal dengan swasembada beras. Kalau terus berulang dan tidak ada solusi, berarti pemerintah telah kalah dengan pasar serta pemerintah tidak mau serius untuk meredam kenaikan harga pokok ini.
Jangan lupa pula, melambungnya harga bahan kebutuhan pokok juga akibat buruk infrastruktur. Saluran distribusi terganggu karena banyak jalan yang berlobang dan tidak terawat serta naiknya harga BBM sehingga biaya produksi naik. Siapa yang menanggung kenaikan biaya tersebut? Tentunya konsumen yang posisi tawarnya lemah. Pemerintah sebenarnarnya sudah sabar betul.

Namun, sampai saat ini langkah konkritnya masih dipertanyakan. Pemerintah sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, seharusnya pemerintah memiliki jurus pamungkas untuk meredam kenaikan harga di bulan Ramadhan ini sehingga melonjatnya harga dapat di seimbangkan untuk kesejahteraan rakyat kecil.
Ketika bulan Ramadhan datang, bukankah seharusnya komsumsi kebutuhan pokok berkurang. Tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat kita. Berdasarkan riset Nielsen, selama bulan puasa, belanja konsumen kelas bawah justru naik 30% sementara kelas menengah naik 16%. Sikap konsumen tersebut tentunya mempengaruhi harga. Konsumsi  tersebut seharusnya dapat dikendalikan.

3. Harga Melambung Akibat Ekonomi yang Buruk
Harga yang terus menerus mengalami kenaikan menjadi masalah di tatanan masyarakat, karena kenaikan harga tidak sesuai dengan pendapatan yang di hasilkan masyarakat. Hal ini di sebabkan karena perekonomian yang sangat buruk di negeri ini.
Apabila penghasilan masyarakat sesuai kenaikan harga-harga, mungkin kenaikan harga bukan menjadi masalah bagi masyarakat. Tetapi perekonomian yang buruk ini tidak mungkin mewujudkan pendapatan masyarakat sesuai. Masyrakat (rakyat miskin) adalah kelompok masyarakat yang paling merasakan kesengsaraan apabila terjadi kenaikan harga.
Selain itu, kenaikan harga berbagai komoditas tersebut disebabkan terganggunya transportasi saat awal ramadhan hingga menjelang hari raya idul fitri karena banyaknya penduduk yang mudik ke daerah asalnya. Kepadatan kendaraan di jalur pantura akhirnya menghambat pengiriman barang dari daerah asal. Sedangkan, permintaan dari konsumen terus tinggi.Sementara, pada kondisi lain,naiknya harga beras juga disebabkan oleh berakhirnya musim kemarau. Sedangkan musim penghujan baru saja dimulai. Jadi stok gabah di petani hanya sedikit. Kenaikan harga beras akan terus terjadi hingga menjelang musim penghujan. Menurutnya, akibat faktor cuaca yang tidak menentu, petani tidak bisa menanam hasil pertanian sesuai dengan rencana mereka. Ia mengatakan, secara garis besar mekanisme pasar selalu mempengaruhi gejolak harga komoditi di pasaran. Namun, alur distribusi serta cuaca lebih mempengaruhi kenaikan harga saat ini.
Menyikapi kenaikan harga sembako pemerintah terus memantau pergerakan harga untuk langkah antisipasi dan pemerintah juga perlu mewaspadai potensi terjadinya gejolak harga pada komoditi beras. Kenaikan harga ini dipastikan tidak akan diikuti kelangkaan. Hal tersebut didasarkan pada pengalaman yang sudah-sudah. Kenaikan ini memang terjadi karena meningkatnya permintaan. Tapi masih dalam keadaan aman.

Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menangani kenaikan harga beras khususnya saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri adalah sebagai berikut.
1.    Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan.
            Peristiwa kenaikan harga-harga barang sudah sering terjadi dan berulang-ulang setiap tahunnya.terutama kenaikan pada beras Untuk mengatasi peristiwa kenaikan harga-harga  diperlukan Peranan penting sektor produksi barang kebutuhan masyarakat, kepentingan sektor produksi adalah meningkatkan jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat pada saat terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat. Peranan sektor produksi  oleh perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara harus lebih tanggap terhadap peristiwa kenaikan harga-harga karena peristiwa kenaikan harga-harga terjadi berulang-ulang setiap tahunnya. Namun masih diperlukan juga peranan pemerintah dalam hal memonitor jumlah konsumsi masyarakat dan jumlah barang kebutuhan masyarakat yang di hasilkan oleh sektor produksi, menerbitkan kebijakan impor bila masih kurang dalam penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan mengawasi jalur distribusi barang supaya lancar sehingga Kenaikan harga-harga barang kebutuhan masyarakat dapat terkendali.

2.    Operasi Pasar .
Menjelang puasa, harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan. Guna menekan kenaikan harga kebutuhan pangan, pemerintah harus meningkatkan volume operasi pasar terutama di daerah-daerah rawan kenaikan harga. Operasi pasar ini perlu, untuk mencegah para spekulan menaikkan harga semaunya. Tujuannya melindungi masyarakat, supaya tidak terbebani kenaikan-kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako).
Operasi pasar disinyalir bisa menekan inflasi. Karena kenaikan harga kebutuhan pokok biasa diikuti inflasi. Pemerintah seharusnya mewaspadai gejolak harga pangan khususnya beras. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa setiap menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, harga-harga selalu mengalami kenaikan.

3.    Pengendalian Stok.
Kenaikan harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga pangan di dalam negeri. Apalagi saat ini sepengetahuan saya sebagian besar bahan pangan yang ada di pasar dalam negeri diperoleh dari impor.


4.    Meminta para pengusaha swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan instansi terkait menyelenggarakan pasar murah sehingga harga-harga kebutuhan pokok terutama beras bisa   terjangkau konsumen, terutama masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin. Guna menahan laju kenaikan harga saat menjelang hari raya nanti.
5.    Mengimpor berbagai kebutuhan pokok dari negara lain.
6.    Memperbaiki sarana dan prasarana transportasi agar sistem produksi dan sistem  distribusi pangan tidak terganggu sehingga pasokan akan kebutuhan pokok tidak mengalami pengurangan.
7.    Pembagian jatah beras miskin yang lebih awal, ini bertujuan untuk mengurangi beban penduduk miskin untuk membeli beras saat menjelang hari raya.
8.    Melakukan pengawasan yang intensif terhadap pergerakan harga-harga beras saat  menjelang Hari Raya Idul Fitri. 
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kenaikan harga menjelang Lebaran adalah fenomena berulang yang seolah tak terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak.
Penyebab dari fenomena ini antara lain, hukum permintaan dan penawaran, lemahnya antisipasi kenaikan harga saat lebaran, dan harga melambumg akibat ekonomi yang buruk.
Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai antisipasi atas fenomena ini adalah dengan cara, menyeimbangkan produksi dengan kebutuhan, operasi psar, pengendalian stok, dll.


Saran
            Berkaitan dengan kelangkaan dan kenaikan harga beras menjelang lebaran kami memberikan beberapa antisipasi atau solusi bagi para pembaca sehingga nanti ketika menjelang lebaran dapat mengantisipasi terjadinya fenomena ini.
            Kami sebagaai penulis-pun tak luput dari banyak kekurangan baik dari segi analisis yang kami lakukan maupun tata bahasa dalam penulisan makalah. Kiranya para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi sempurnanya penulisan makalah yang akan datang. 




DAFTAR PUSTAKA